Kamis, 26 Februari 2015



PEMERIKSAAN URINE
1. MAKROSKOPIS
-    Warna                            - Bau
-    Busa                                - Kejernihan
-    Ph   (normal : 5,0 – 7,0)
2. KIMIAWI
a. Albumin
Metode     :Test rebus As Asetat 6%
Prinsip        : albumin (protein) akan mengendap pada suasana asam dan panas.
Prosedur   :
Ø Urine dihomogenkan à ± 10 ml dituang ke tabung sentifuge
Ø Sentrifuge urine 1500 rpm selama 5 menit à supernatant dan endapan dipisahkan
Ø Supernatan dituang dlm 2 tabung reaksi
Tabung blanko dan tes
Ø Tabung tes dipanaskan sampai mendidih à bila terjadi kekeruhan ditambah 2 – 3 tetes asam asetat 6%
Jika kekeruhan tetap : kekeruhan karena albumin
Jika kekeruhan hilang : kekeruhan karena fosfat dan karbonat
Metode         : Test Asam Sulfosalisilat 20%
Prinsip            : Albumin (protein) akan mengendap dg penambahan asam.
Prosedur       :
Ø Urine dihomogenkan à ± 10 ml dituang ke tabung sentifuge
Ø Sentrifuge urine 1500 rpm selama 5 menit à supernatant dan endapan dipisahkan
Ø Supernatan dituang dlm 2 tabung reaksi
Tabung blanko dan tes
Pada tabung tes ditambah beberapa tetes Asam sulfosalisilat 20% à homogenkan
Bila terjadi kekeruhan maka urine positif albumin.
Nilai normal   :
(-) Neg            : tidak ada kekeruhan
(+) Pos 1        : ada kekeruhan ringan tanpa butir2
(++) Pos 2      : kekeruhan dpt dilihat, ada butir2
(+++) Pos 3    : jelas keruh, kekeruhan berkeping2
(++++) Pos 4 : sangat keruh, berkepingbesar, memadat
b. Reduksi
Metode         : Test Benedict
Prinsip            : Glukosa akan mereduksi CuSo4 (biru) menjadi oksidasi cupro (merah) dlm keadaan panas.
Prosedur       :
Ø Pipet 5 ml pereaksi Benedict, masukkan tabung reaksi besar
Ø Tambah dg 5 – 8 tetes urine (urine dihomogenkan dulu)
Ø Dipanaskan à mengamati perubahan yg terjadi
Nilai normal   :
(-) Neg            : warna biru
(±) Trace        : warna hijau
(+) Pos 1        : warna hijau, endapan kuning
(++) Pos 2      : warna kuning sampai hijau tua
(+++) Pos 3    : warna coklat
(++++) Pos 4 : warna jingga sampai merah bata
Metode         : Test Fehling
Prinsip            : Reduksi larutan tembaga alkali (biru) menjadi oksidasi cupro (merah) pada suasana panas
Prosedur       :
Ø Pipet Fehling A dan Fehling B (1 : 1) à dimasukkan dlm tabung reaksi besar
Ø Pipet 0,5 ml urine (urin dihomogenkan dulu) à dimasukkan dlm tabung tsb
Ø Tabung dipanaskan sampai mendidih.
Nilai normal   :
(-) Neg            : warna biru jernih
(+) Pos 1        : warna hijau kekuningan dan keruh
(++) Pos 2      : warna kuning keruh
(+++) Pos 3    : warna jingga keruh
(++++) Pos 4 : warna merah keruh
c.  Bilirubin
Metode          : Test dari Horrison
Prinsip            : Adanya bilirubin dlm urine akan dioksidasi oleh reagen Fauchet yg berwarna hijau, dimana sebelumnya bilirubin diendapkan oleh BaCl2.
Prosedur       :
Ø Urine dihomogenkan à dipipet 5 ml, masukkan tabung reaksi
Ø Ditambah 2,5 ml larutan BaCl2 10% à homogenkan
Ø Endapan yg terbentuk disaring dg kertas saring à kertas saring yg berisi residu dipindahkan ke petridish
Ø Pada kertas saring ditetesi 1 – 2 tetes pereaksi Fouchet
Nilai normal   :
(-) Neg            : tidak terjadi perubahan warna pd endapan
(+) Pos            : tampak warna hijau pd endapan
d. Urobili
Metode          : Test menurut Schlesinger
Prinsip            : Iodium mengoksidir urobilinogen menjadi urobilin yg bereaksi dg ion zink membentuk ikatan komplek yg berpendar hijau.
Prosedur       :
Ø Urine dihomogenkan à dipipet 5 ml à ditambah 3 – 3 tetes lugol
Ø Ditambah 10 ml pereaksi Schlesinger à homogenkan
Ø Larutan disaring à filtrate diamati dg latar belakang gelap.
Nilai normal   :
(-) Neg            : warna filtrate kuning jernih
(+) Pos            : warna filtrate berpendar hijau
Urobilin (+) belum tentu krn kelainan, bisa pengaruh obat.
3. SEDIMENT URINE
Metode              : Direct
Prinsip                : Urine disentrifuge, endapan dibuat preparat dan dilihat dibawah mikroskop.
Prosedur           :
Ø Urin dihomogenkan à dituang ± 10 ml (10 – 15 ml) ke dlm tabung sentifuge
Ø Urine dusentrifuge 1500 – 2000 rpm selama 5 menit
Ø Dipisahkan sedimen dari supernatannya
Ø Dibuat preparat
Sediment dihomogenkan à diambil dg pipet Pasteur à diletakkan pd objek glass à dititip cover glass.
Ø Diamati dg mikroskop perbesaran lensa objektif 10x (mencari LP dan identifikasi kristal) kemudian 40x (identifikasi).
Jenis
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jml
Range
Eritrosit
Leukosit
Epitel
Kristal
Silinder
Lain2
   Bakteri   : (+/-)
Yeast      : (+/-)
Parasit   : (+/-)
                       
Ca Oksalat                   Leukosit          Hyalin          Squamus Epitel
Ca-ox-di.jpg white blood cells.jpg HYALINE.JPG SQUAMES.JPG     
 Amorph
amorphous.jpg 
Epitel      : - Squamust
-    Transisional (panjang)
-    Renal (ukuran hamper sama dg leukosit tp lebih besar)
Amorph : Urat dan Phosphat
4. CARIK CELUP
Metode              : Carik celup
Prinsip                : Urine diperiksa dg menggunakan reagent strip
Prosedur           :
Ø Urin dihomogenkan à dituang ke tabung reasi besar
Ø Carik dicelupkan sebantar à ditiriskan di tepi tabing à ditiriskan pada tissue
Ø Warna dicocokkan dg standart pada botolnya (1-2 mnt)
CATATAN
Dasar pengukuran photometer 4010
a) End Point
Ciri :    -   Enzymatic colorimetrik
-    λ visible,
-    harus ada Blank, Std, dan Test
-    memerlukan waktu inkubasi lama
Untuk : Glu, Urea, UA, TP, Alb, Chol, TG
b) End Point – SB
Blank berisi sampel (yg membedakan reagen nitrit)
Untuk : Bilirubin
c) Kinetik
Dibaca berulang – ulang dan diambil rata –ratanya.
Ciri :    -   hanya butuh 1 tabung (test)
-    Larutan tidak berwarna
-    λ UV
-    Inkubasi tidak lam, max 1 menit
Untuk : SGOT, SGPT, ALP, LDH, CKMB, γ GT
d) Fix Time
Disebut juga Two point kinetic
-    Fix time
Cara pembacaan dibaca 2x diambil selisih, λ UV
Untuk : Urea UV
-    Fix Time non UV
Λ visible
Untuk : kreatinin
Pembacaan Bilirubin pada 4010
Program Abs, F = 0, λ disesuaikan
Nyalakan PUM à bilas kuvet dg aquadest à kosongkan
Masukkan SB à takan zero, muncul 0,000 à kosongkan
Bilas aquadest à kosongkan
Masukkan Sampel à tekan result, muncul abs test à kosongkan à bilas aquadest à kosongkan
Program C/F, F = dimasukkan, λ disesuaikan
Masukkan SB à tekan zero, muncul 0,000 à kosongkan
Bilas aquadest à kosongkan
Masukkan sampel à tekan result, muncul Hasil test à Kosongkan à bilas aquadest à kosongkan
Membaca Kreatinin pada 4010
Blank : aquadest
WR + STD/Sample à masuk kuvet à stopwatch nyala à 30 detik tekan zerro, muncul 0,0000 à setelah 2 menit à tekan result, muncul ∆ abs
Panjang gelombang
UV                           : 340 – 405 nm
Visibel                    : 492 – 600 nm
Irreversibel           : > 700 nm
GLUKOSA DARAH
METODE     : GOD – PAP without deproteinasi
PRINSIP      : Gukosa ditetapkan setelah oksidasi enzimatik menghasilkan glukosa oksidasi. Terbentuk oksigen peroxide bereaksi dibeh katalis peroxide dg phenol dan 4-aminophenazone berwarna merah ungu (quinoneimine) sbg indicator.
TEST
STD
BL
Serum
10 µl
-
-
Std
-
10 µl
-
Reagen warna
1000 µl
1000 µl
1000 µl
Campur, inkubasi 10 menit pd suhu 20 - 25C atau 5 menit pd suhu 37C
Baca pada photometer 4010, λ = 546 nm (toleransi 60 mnit)
Reaksi                             :
Glu + O2 + H2O  GOD      Glukonoc acid + H2O2
2H2O2 + 4-aminophnenazone + phenol   PAP      quinoneamine + 4H2O
Dasar pengukuran: End Point
Warna                    : pink
Nilai normal           : 75 – 115 mg/dL
Glukosa =   Abs Test  x  C. std (100 mg/dL)
                    Abs Std
METODE     : GOD – PAP with deproteinasi
TEST
STD
BL
Aquadest
500 µl
500 µl
-
Std
-
50 µl
-
TCA 8 – 10 %
500 µl
500 µl
-
Whole bood (NaF)
50 µl
Campur, sentifuge dg kecepatan 3000 rpm selama 10 menit
Supernatan
100 µl
100 µl
Reagen warna
1000 µl
1000 µl
1000 µl
Campur, inkubasi 25 menit pd suhu 20 - 25C atau 10menit pd suhu 37C
Baca pada photometer 4010, λ = 546 nm (toleransi 60 mnit)
RENAL FUNGTION TEST (RFT)
1. UREA
Metode    : Barthelot
Prinsip      : Urea dihidrolisis dlm campuran air dan urease untuk menghasilkan ammonia dan karbondioksida pd reaksi modifikasi Barthelot ammonium bereaksi dg hipoklorid dan salisilat untuk membentuk warna hijau.
BL
TEST
Serum
-
10 µl
Reagen enzim (1 ml enzim + 100 R1)
1000 µl
1000 µl
Campur, inkubasi 5 mnit pd 20 - 25C atau 3 mnit pd 37C
R2
1000 µl
1000 µl
Campur, inkubasi 10 menit pd 25C atau 5menit pd 37◦C.
Baca pada photometer 4010, λ = 546 nm, factor = 80 mg/dL (toleransi 60 mnit)
Dasar pengukuran   : End Point
Warna                        : Hijau
Nilai normal               : Urea = 10 – 50 mg/dL
                                      BUN  = 10 – 20 mg/dL
Urea = Abs Test  x Faktor
BUN = Urea
             2,14
2. ASAM URAT
Metode    : PAP anzymatic colorimetrik
Prinsip      : Pemeriksaan UA dg reaksi uriase. Hydrogen peroxide bereaksi dibwh katalis dari peroxide dg asam 3,5-dikloro-2-hydrobenzesulfonic (DCHBS) dan 4-amino phenazone (PA) untuk member warna violet quinoimine sebagai indicator.
TEST
STD
BL
Serum
20 µl
-
-
Std
-
20 µl
-
Reagen warna
1000 µl
1000 µl
1000 µl
Campur, inkubasi 10 menit pd suhu 20 - 25C atau 5 menit pd suhu 37C
Baca pada photometer 4010, λ = 546 nm (toleransi 15 mnit)
Reaksi                         :
UA + O2 + 2H2O  uricase      alantoin + CO2 + H2O2
4H2O2 + DCHBS + PAP peroksidase      quinoneamine + HCl  + 4H2O
Dasar pengukuran   : End Point
Warna                        : Pink
NIlai normal               : L = 3,4 – 7,0 mg/dL
                                      P = 2,4 – 6,7 mg/dL
UA = Abs Test  x  C. std (8 mg/dL)
               Abs Std
3. KREATININ
Metode    : Jafee without deproteinasi
Prinsip      : Kreatinin terbentuk dlm larutan bersuasana alkali berwarna merah orange kompleks dg asam pikrat. Abs kompleks ini sebanding dg konsentrasi kreatinin dlm sampel.
STD
TEST
Serum
-
100 µl
STD
100 µl
-
Working Reagen (WR)
(NaOH encer : asam pikrat à 1:1)
(NaOH enceràNaOH : Aquadest 1:4)
1000 µl
1000 µl
Photometer 4020
Campur, Baca pada photometer 4020, λ = 546 nm.
Photometer 4010  (program Abs, λ = 546 nm)
Nyalakan stopwatch tepat setelah penambahan sampel dlm WR, campur dan masukkan ke kuvet photometer 4010
Tepat setelah 30 detik à tekan zero pd photometer 4010.
Stopwatch dilanjutkan sampai 2 menit lg à tekan Result.
Hasil adalah ∆ Abs.
Reaksi                         :
Kreatinin + As pikrat à Kreatinin – pikrat kompleks
Dasar pengukuran   : Fix time non UV
Warna                        : Kuning
NIlai normal               : L = 0,6 – 1,1 mg/dL
                                      P = 0,5 – 0,9 mg/dL
Kreat = ∆ Abs test  x  C. std (2 mg/dL)
                  Abs std
LIVER FUNGTION TEST (LFT)
1. SGOT (Serum Glutamic Oksaloasetik Transaminase)
ASAT (Aspartat Aminotransferase)
Metode      : Kinetik
Prinsip        : Metode kinetic untuk determinasi Aspartat Aminotranferase (ASAT) sesuai dg rekomendasi Expert Panel IFCC tanpa aktivasi pyridoxaphosphate.
TEST
Serum
200 µl
Working Reagen (WR)
2 ml Substrat dlm 1 botol Buffer
1000 µl
Photometer 4020
Pipet 200 µl sampel dan langsung dimasukkan pd tabung yg sebelumnya sudah berisi 1000 µl WR
Campur, baca pd photometer 4020, λ = 340 nm, F = 952 atau 1745
Photometer 4010
Campur, inkubasi 1 menit
Baca pd photometer program K20, λ = 340 nm, F = 952 atau 1745
Dasar pengukuran       : kinetic
Warna                            : tidak berwarna
Nilai normal                   :
25C (952)
30C (1746)
Laki – laki
≥ 18 U/l
≥ 25 U/l
Perempuan
≥ 15 U/l
≥ 21 U/l
2. SGPT (Serum Glutamic Piruvilic Transaminase)
ALAT (Alanin Aminotransferase)
Metode      : Kinetik
Prinsip        : Metode kinetic untuk determinasi Alanin Aminotranferase (ALAT) sesuai dg rekomendasi Expert Panel IFCC tanpa aktivasi pyridoxaphosphate.
TEST
Serum
200 µl
Working Reagen (WR)
2 ml Substrat dlm 1 botol Buffer
1000 µl
Photometer 4020
Pipet 200 µl sampel dan langsung dimasukkan pd tabung yg sebelumnya sudah berisi 1000 µl WR
Campur, baca pd photometer 4020, λ = 340 nm, F = 952 atau 1745
Photometer 4010
Campur, inkubasi 1 menit
Baca pd photometer program K20, λ = 340 nm, F = 952 atau 1745
Dasar pengukuran       : kinetic
Warna                            : tidak berwarna
Nilai normal                   :
25C (952)
30C (1746)
Laki – laki
≥ 22 U/l
≥ 30 U/l
Perempuan
≥ 17 U/l
≥ 23 U/l
3. ALP (Alkali Phosphatase)
        Metode          : Kinetik
TEST
Serum
20 µl
Working Reagen (WR)
2 ml Substrat dlm 1 botol Buffer
1000 µl
Campur, inkubasi 1 menit
Baca pd photometer 4010 program K20, λ = 340 nm, F = 2757
        Dasar pengukuran       : kinetic
        Warna                            : tidak berwarna
        Nilai normal                   :
25C (952)
30C (1746)
Laki – laki
50 – 190 U/l
61 - 232 U/l
Perempuan
40 - 190 U/l
49 - 232 U/l
4. Total Protein
Metode      : Biuret
Prinsip        : Ion cupri bereaksi dg protein dlm larutan alkali membentuk kompleks warna ungu.
TEST
STD
BL
Serum
20 µl
-
-
Std
-
20 µl
-
Reagen warna
1000 µl
1000 µl
1000 µl
Campur, inkubasi 10 menit pd suhu 20 - 25C atau 5 menit pd suhu 37C
Baca pada photometer 4010, λ = 546 nm (toleransi 30 menit)
Dasar pengukuran       : End Point
Warna                            : Ungu (std : biru)
Nilai normal                   : 6,6 – 8,7 g/dL
TP = Abs Test  x  C. std (8 g/dL)
          Abs Std
5. ALBUMIN
Metode          : Bromcresol Green (BCG)
Prinsip            : BCG dg albumin dlm buffer citrate membentuk warna kompleks.
TEST
STD
BL
Serum
10 µl
-
-
Std
-
10 µl
-
Reagen warna
1000 µl
1000 µl
1000 µl
Campur, inkubasi 10 menit pd suhu 20 - 25C atau 5 menit pd suhu 37C
Baca pada photometer 4010, λ = 546 nm (toleransi 30 menit)
Dasar pengukuran       : End Point
Warna                            : Hijau
Nilai normal                   : 3,8  – 5,1 g/dL
Alb = Abs Test  x  C. std (4 g/dL)
          Abs Std
6. GLOBULIN
Glob = Total protein – Albumi
7. BILIRUBIN TOTAL
Metode      : Jendrassik – Grof
Prinsip        : Bil total dlm serum/plasma ditentukan dg metode Jendrassik-Grof dg diazotized sulfanilic acid setelah penambahan caffeine, sodium benzoate dan sodium acetat. Warna biru azo-bilirubin terbentuk dlm larutan basa fehling II dan dpt diukur dg photometer.
SB
Sampel
R2 (nitrit)
-
25 µl
R1
100 µl
100 µl
R3
500 µl
500 µl
Serum
100 µl
100 µl
Campur, inkubasi 10 – 60 menit pd 15 - 25C
R4
500 µl
500 µl
Campur, inkubasi 5 – 30 menit
Baca abs pd photometer 4010, λ = 578 nm, F = 10,5
Dasar pengukuran       : End Point Sampel Blank
Nilai normal                   : 0,1 – 1,2 mg/dL
BT = Abs test x Faktor (10,5)
8. BILIRUBIN DIRECT
Metode      : Jendrassik – Grof
Prinsip        : Bilirubin direct setara dg azo dye merah pd 546 nm menggunakan metode schellong dan wende dg penambahan basa.
SB
Sampel
R2 (nitrit)
-
25 µl
R1
100 µl
100 µl
NaCl Solution (PZ)
1000 µl
1000 µl
Serum
100 µl
100 µl
Campur, inkubasi 10 – 60 pd 15 - 25C
Baca abs tepat 5 menit setelah penambahan serum  pd photometer 4010,  λ = 546 nm, F = 14,0
Dasar pengukuran       : End Point Sampel Blank
Nilai normal                   :  ≤ 0,2 mg/dl
BD = Abs test x Faktor (14,0)
9. BILIRUBIN INDIRECT
BI = Bil total – Bil Direct
FRAKSI LIPID
1. CHOLESTEROL
Metode      : CHOD-PAP
Prinsip        : Kolesterol ditentukan setelah hidrolisis enzimatik dan oksidasi indicator quinoimine dibentuk dari hydrogen peroxide 4-aminophenazone dg adanya phenol dan peroxide.
BL
TEST
Serum
-
10 µl
Reagen
1000 µl
1000 µl
Campur, inkubasi 10 menit pd 20 - 25C atau 5 menit pd 37C
Baca hasil pd photometer 4010,  λ = 546 nm, F = 840, program C/F (toleransi 60 menit)
Dasar pengukuran           : End Point
Warna                                : Orange
Nilai normal                       : 150 – 230 mg/dL
Jika menggunakan abs     ;
Chol = Abs Test  x  C. std (200 mg/dL)
              Abs Std
2. TRIGLISERIDA (TG)
Metode          : GPO-PAP
Prinsip            : TG ditentukan setelah hidrolisis enzimatik dg lipase. Indicator quinoimine dibentuk dari hydrogen peroxide, 4-aminoantipyrine dan 4-cholophenol dibwh katalis peroxidase.
BL
TEST
Serum
-
10 µl
Reagen
1000 µl
1000 µl
Campur, inkubasi 10 menit pd 20 - 25C atau 5 menit pd 37C
Baca hasil pd photometer 4010,  λ = 546 nm (toleransi 60 menit)
Dasar pengukuran           : End Point
Warna                                : Orange
Nilai normal                       : ≤ 150 mg/dL
TG = Abs Test  x  C. std (200 mg/dL)
      Abs Std
3. HDL CHOL
Metode      : Presipitasi
Prinsip        : Cylomikron, VLDL, LDL diendapkan dg penambahan asam phosphotungstat dan magnesium chloride. Setelah disentifuge, supernatant yg mengandung HDL diperiksa.
TEST
BL
Sampel (serum)
200 µl
-
Reagen presipitat
500 µl
-
Campur, inkubasi 10 menit pd suhu kamar
Sentifuse 4000 rpm selama 15 menit
Aquadest
-
100 µl
Supernatan
100 µl
-
Reagen warna Chol
1000 µl
1000 µl
Campur, inkubasi 10 menit pd 20 - 25C atau 5 menit pd 37C
Baca hasil pd photometer 4010,  λ = 546 nm, F = 320, program C/F (toleransi 60 menit)
Dasar pengukuran           : End Point
Nilai normal                       : L = 35 – 55 mg/dL
                                              P = 45 – 65 mg/dL
C. HDL = 175 mg/dL
4. LDL CHOL
Metode              : dengan rumus
Nilai normal       : suspicious = 150 mg/dL
                              Elevanted = 190 mg/dL
Rumus                :
        LDL = Total Cholesterol – (HDL – TG/5)